Pandangan Hari Valentine Bagi Umat Hindu
Pada zaman sekarang merupakan zaman yang penuh dengan perkembangan. Tidak
salah kita mengikuti zaman sekarang ini, asal kita tidak melenceng dari jati
diri dan tetap pada jati diri kita, sebagai orang timur dan sebagai seseorang
umat yang beragama yang sangat menjungjung tinggi nilai moralitas. Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day)
atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah
sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan
cintanya di Dunia Barat. Namun di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan
antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini menjadi budaya populer di kalangan
anak muda. Bentuk perayaannya bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih
dengan pasangan, orang tua, orang-orang yang kurang beruntung secara materi,
dan mengunjungi panti asuhan di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang
dari sesama manusia. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah
remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara
yang berkaitan dengan valentine.
Bagi Umat Hindu Dibali khususnya hari apapun yang hendak diperingati atau dirayakan haruslah lebih menekankan pada esensi nilai bukan kemasan seremoninya. Dan lagi pula kalau memang kita sudah mulai menghayati apa sesungguhnya arti “kasih sayang/cinta kasih” itu maka tanpa menunggu datangnya tanggal 14 Februari pun yang namanya rasa kasih sayang atau cinta kasih dapat direalisasikan ke dalam bentuk perbuatan. Mulai dari mangasihi, menyayangi, dan mencintai diri sendiri, orang tua, saudara sampai kepada Bhatara-Bhatari dan memuncak pada Hyang Widhi.
Dalam ajaran Hindu sendiri apa yang disebut dengan cinta kasih tidak lain merupakan konsep bhakti. Bhakti itu artinya luapan perasaan cinta kasih atau kasih sayang yang dilandasi kebersihan pikiran, kesucian hati dan ketulus iklasan yang tanpa pamrih. Bhakti itu dapat ditujukan kepada orang tau dengan hormat dan patuh padanya. Kepada saudara dengan menghargainya, kepada teman dengan kesetia kawanan dan kepada Bhatara-Bhatari serta Hyang Widhi melalui media persembahan dan atau persembahyangan. Kesemua wujud bhakti tersebut merupakan realisasi dari kasih sayang/cinta kasih yang hakiki. Dan itu bisa dilakukan setiap hari, kapan saja dan dimanapun berada.
Dan Hindu juga mengingatkan kepada generasi mudanya untuk kembali kepada konsep bhakti yang lebih bernilai luhur berpahala kemuliaan dari pada sekedar ikut-ikutan tren valentine day yang belum tentu berguna dan tidak sesuai dengan Hindu.
Bagi Umat Hindu Dibali khususnya hari apapun yang hendak diperingati atau dirayakan haruslah lebih menekankan pada esensi nilai bukan kemasan seremoninya. Dan lagi pula kalau memang kita sudah mulai menghayati apa sesungguhnya arti “kasih sayang/cinta kasih” itu maka tanpa menunggu datangnya tanggal 14 Februari pun yang namanya rasa kasih sayang atau cinta kasih dapat direalisasikan ke dalam bentuk perbuatan. Mulai dari mangasihi, menyayangi, dan mencintai diri sendiri, orang tua, saudara sampai kepada Bhatara-Bhatari dan memuncak pada Hyang Widhi.
Dalam ajaran Hindu sendiri apa yang disebut dengan cinta kasih tidak lain merupakan konsep bhakti. Bhakti itu artinya luapan perasaan cinta kasih atau kasih sayang yang dilandasi kebersihan pikiran, kesucian hati dan ketulus iklasan yang tanpa pamrih. Bhakti itu dapat ditujukan kepada orang tau dengan hormat dan patuh padanya. Kepada saudara dengan menghargainya, kepada teman dengan kesetia kawanan dan kepada Bhatara-Bhatari serta Hyang Widhi melalui media persembahan dan atau persembahyangan. Kesemua wujud bhakti tersebut merupakan realisasi dari kasih sayang/cinta kasih yang hakiki. Dan itu bisa dilakukan setiap hari, kapan saja dan dimanapun berada.
Dan Hindu juga mengingatkan kepada generasi mudanya untuk kembali kepada konsep bhakti yang lebih bernilai luhur berpahala kemuliaan dari pada sekedar ikut-ikutan tren valentine day yang belum tentu berguna dan tidak sesuai dengan Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar